Jumat, 20 April 2012

khasiat Kopi Luwak

Setelah membaca dari berbagai Sumber Media, saya menyimpul kan ada beberapa manfaat kopi luwak
1. Dapat mencegah timbulnya penyakit syaraf
kandungan kopi luwak memiliki kadar antioksidan yang tinggi serta dinilai mampu untuk menghambat kerusakan sel, terutama pada otak manusia. Unsur kafein di dalam kopi luwak juga dapat menghambat peradangan didalam otak manusia.
2. Melindungi tingkat kerusakan gigi
Selain mampu menghambat peradangan pada otak manusia, unsur kafein juga mampu menjadi anti bakteri pada gigi, sehingga dapat menjadi pelindung pada kerusakan gigi secara menyeluruh.
3. Bagi wanita dapat mencegah kaner payudara lebih lanjut
Masa menupause pada wanita juga menjadi masa rawan dimana banyak kasus kanker payudara terjadi pada saat itu. Kopi luwak dinilai mampu melepaskan enzim flavonoid serta phytoestrogen yang dapat menahan pertumbuhan tumor ke stadium lanjut.
4. Ada beberapa orang juga menyebutkan kalau meminum Kopi Luwak dengan rutin akan menyembuhkan Lemah Syawat.
.
semoga apa yang saya berikan dapat bermanfaat bagi pembaca...
SEKIAN

Kamis, 19 April 2012

Cara Menghilangkan Jerawat Secara Cepat dan Alami



Cara menghilangkan jerawat secara alami. Sampai saat ini, jerawat selalu menjadi masalah, terutama bagi kaum remaja yang memang gencar-gencar menjaga penampilan wajah.
Tulisan ini tidak akan membahas tentang apa itu jerawat, jenis-jenis jerawat, atau apa yang menyebabkan jerawat.Sebab, masalah itu mungkin teman-teman pembaca sekalian sudah mengetahuinya, bahkan lebih tahu dari saya. Saya hanya akan berbagai pengalaman tentang cara menghilangkan jerawat secara alami, cepat, dan tidak menguras biaya.
Lantas, apa dan bagaimana sih sebenarnya cara menghilangkan jerawat secara alami? Berikut hal-hal yang perlu teman-teman lakukan untuk menghilangkan jerawat secara cepat dan alami:
  1. Menjaga kebersihan wajah/muka. Menjaga kebersihan wajah akan memungkinkan kita terhindar dari bakteri atau kuman penyebab jerawat yang banyak melekat di wajah. Bersihkan wajah secara teratur, sekurang-kurangnya dua kali sehari menggunakan sabun khusus pembersih muka, terutama sebelum dan sesudah bangun tidur.
  2. Perbanyak minum air putih. Ini bertujuan agar kulit di tubuh kita, terutama bagian wajah menjadi lebih elastis. Tidak hanya itu, banyak minum air putih (sekurang-kurangnya 8 gelas sehari-semalam), dapat memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh .
  3. Mengurangi makanan yang berlemak. Dalam hal ini, yang termasuk makanan berlemak di antaranya gorengan. Jika Anda banyak mengonsumsi makanan berlemak, bisa dipastikan kulit wajah Anda akan berminyak, sementara Anda jarang membersihkan wajah, maka ini sangat memicu timbulnya jerawat.
  4. Perbanyak makanan sayur dan buah-buahan. Sayuran atau buah banyak mengandung vitamin yang menyehatkan tubuh. Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah berarti Anda sudah berinvestasi untuk kesehatan Anda. Bukan hanya itu, mengonsumsi sayuran dan buah, terutama yang banyak mengandung vitamin E, dapat menjaga kesehatan kulit (wajah) Anda. Jika, kulit Anda sehat, maka jerawat pun akan sulit tubuh dan berkembang.
  5. Tidur yang teratur dan cukup waktu. Kulit yang ada di tubuh kita ibarat tubuh itu sendiri. Ia juga butuh istirahat. Jika tubuh istirahat untuk mengembalikan kebugarannya, maka kulit istirahat yang mengembalikan kesehatannya. Ketika kita tidur, kulit akan beristirahat. Saat itulah, ia akan bergenerasi dan membuang racun-racun berbahaya yang ada di kulit. Sehingga, ketika kita terbangun dari tidur, kulit akan kembali segar.

Jika Anda harus menggunakan kosmetika:
Jika Anda harus menggunakan kosmetika alias make up, maka usahakan untuk:
  1. Sebisa mungkin menghindari kosmetika berminyak. Wajah secara alamiah memproduksi minyak, termasuk kulit yang kering sekalipun. karena itu, sebisa mungkin hindari kosmetika berminyak. Jika tidak, minyak yang dihasilkan wajah secara alami ditambah dengan minyak dari kosmetika, menyebabkan kesehatan kulit wajah terganggu. Dan, ini sangat berpotensi untuk menimbulkan jerawat.
  2. Jangan menggunakan kosmetika secara berlebihan. Sebagaimana kita ketahui, segala hal yang berlebihan pasti endingnya tidak baik. Penggunaan kosmetika secara berlebihan, akan berdampak buruk pada kesehatan kulit wajah. Jika ini tidak segera dihentikan, dikhawatirkan hal ini dapat memicu munculnya jerawat di wajah. Karena itu, pertimbangkan kembali untuk memakai produk kosmetika tertentu.
  3. Sesuaikan kosmetika dengan kulit Anda. Jika wajah Anda berminyak, jangan gunakan kosmetika yang berpotensi menambah simpanan lemak di wajah. Dan, hal ini berdampak tidak baik yang dapat memunculkan jerawat.

Oke, mungkin itulah cara menghilangkan jerawat secara Alami yang dapat saya share kali ini. Jika teman-teman atau pembaca sekalian memiliki tips atau cara lain untuk mengobati jerawat secara alami

Rabu, 18 April 2012

CARA PEMASANGAN EKG




Cara memasang ekg 18:12  Admin    Agar hasil rekaman Elektrokardiogram atau EKG terjaga mutunya maka seorang praktisi EKG harus mengerti betul tatacara memasang EKG yang benar dan sesuai dengan fungsi alat. Artikel di bawah ini akan menjelaskan tata cara memasang EKG yang benar sesuai standar ilmu elektronika kedokteran.Kebijakan dalam memasang EKG
  • Penggunaan Elektrokardiogram hanya dilakukan sesuai indikasi / ketentuan atau atas instruksi dokter
  • Setelah digunakan, alat Elektrokardiogram harus disimpan dalam keadaan bersih dan rapih.
Prosedur pemasangan EKG pada pasien 
  • Posisi pasien diatur terlentang datar
  • Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
  • Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
  • Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
  • Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai
  • Memasang arde
  • Menghidupkan monitor Elektrokardiogram
  • Menyambungkan kabel Elektrokardiogram pada kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
- Warna merah pada pergelangan tangan kanan- Warna hijau pada kaki kiri- Warna hitam pada kaki kanan- Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
  • Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
- V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan- V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri- V3 pada pertengahan V2 dan V1- V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri- V5 pada axila sebelah depan kiri- V6 pada axila sebelah belakang kiri
  • Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
  • Bila rekaman Elektrokardiogram telah lengkap terekam, semua elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
  • Pasien dibantu merapihkan pakaian
  • Untuk pasien rawat inap hasil rekaman Elektrokardiogram disimpan kedalam berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan kedokter
  • Tindakan Elektrokardiogram yang telah dilakukan dicatat kedalan catatan perawat pada berkas rekam medik pasien
  • Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman Elektrokardiogram diberikan ke dokter yang bersangkutan.
Harap diperhatikan urutan pemasangan LEAD pada EKG agar tidak terjadi kesalahan interpretasi data yang dikeluarkan oleh EKG itu sendiri. Hanya dokter praktisi EKG berpengalaman saja tahu betul cara memasang EKG dengan benar..SUMBER : http://www.peralatankedokteran.com/2011/12/cara-memasang-ekg.html

CARA PEMASANGAN INFUS YANG BENAR


1.      Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
2.      Memberikan obat-obatan dan kemoterapi
3.      Transfusi darah dan produk darah
4.      Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena
Keuntungan:
*      Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat.
*      Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan
*      Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi
*      Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari
*      Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis

Kerugian:
*      Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi
*      Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan “speeed Shock”
*      Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu:
§         Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu
§         Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
§         Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan   

Peran Perawat Dalam Terapi Intravena
*      Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun kemasannya
*      Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian)
*      Memeriksa apakah jalur intravena tetap paten
*      Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas
*      Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi
*      Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan




Persiapan Infus dan Insersi Kateter pada Vena Perifer
Persiapan Pasien
*      Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana perawatan
*      Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan kecepatan tetesan.
*      Edukasi ( pendidikan) pasien mengenai:
§         Arti dan tujuan terapi intravena (I.V)
§         Lama terapi intravena
§         Rasa sakit sewaktu insersi (penusukan)
§         Anjuran:
                                     -  Laporkan ketidaknyamanan setelah insersi (penusukan)
                                     -  Laporkan jika kecepatan tetesan berkurang atau bertambah
  •  
    • Larangan:
                                    -  Mengubah/ mengatur kecepatan tetesan yang sudah diatur                                           dokter/perawat
                          -  Menarik, melepaskan, menekan, menindih infus set
                          -  Sesuai intuksi dokter, misalnya larangan berjalan


Persiapan Peralatan
*      Alat
  • Alat untuk kateter I.V. / Venocath
  • Prinsip: Pilih alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil yang memungkinkan administrasi cairan dengan benar
      Lihat: Pedoman ukuran jarum kateter dibawah ini:
  • Ukuran  16
            Guna: – Dewasa
                                      - Bedah Mayor, Trauma
                                      - Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan
            Pertimbangan Perawat: – Sakit pada insersi
                                                  - Butuh vena besar
  • Ukuran 18
            Guna:   - Anak dan dewasa
                        - Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya
            Pertimbangan Perawat: – Sakit pada insersi
                                                  - Butuh vena besar

  • Ukuran 20
  • Guna: – Anak dan dewasa
                                       - Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, darah,                                     komponen darah, dan infus kental lainnya
                                                   Pertimbangan Perawat: umum dipakai                       
  • Ukuran 22
            Guna: – Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut)
                              - Cocok untuk sebagian besar cairan infus
Pertimbangan Perawat:
   -  Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis   dan     rapuh
            -  Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat
            -  Sulit insersi melalui kulit yang keras

  • Ukuran 24, 26
            Guna: – Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut)
                                     - Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi                                               kecepatan tetesan lebih lambat
            Pertimbangan Perawat:
            - Untuk vena yang sangat kecil
            - Sulit insersi melalui kulit keras

*      Paket I.V line yang berisi: torniquet, kasa alkohol, povidone-iodine (alkohol 70 %), pisau cukur, kasa steril, plester, perban
*      Label
*      Papan untuk lengan
*      Alas/perlak
*      Alat untuk menggantung cairan infus
*      Sarung tangan untuk mencegah kontaminasi dari darah dan cairan tubuh pasien

2. Cairan
*      Pastikan kemasan dan tipe cairan sesuai instruksi dokter
*      Periksa kejernihan, kadaluarsa, kebocoran
            … cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah tampak                berawan, keruh atau separated
            … JIKA RAGU JANGAN DIPAKAI…..!

*      Dicantumkan informasi: nama perawat, nama pasien, nomor identifikasi pasien, nomor kamar, tanggal dan jam pemasangan infus, tambahan obat, no urut kemasan

 3. Infus Set
            - Sesuai untuk pasien dan kemasan cairan yang akan dipakai
            - Tidak ada retak, lubang atau bagian yang hilang

1.      Infusion pump atau infusion controller, jika diperlukan

Pemilihan Tempat Insersi
Petunjuk Umum:
*      Vena yang terlihat jelas bukan berarti vena yang terbaik
*      Pastikan tempat insersi dirotasi. Frekuensi rotasi tergantung bahan kateter:
            -           Kateter Teflon atau Vialon perlu diganti setiap 48-72 jam
            -           Kateter Aguavene dapat dipertahankan lebih lama
            -           Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi    alasan yang didokumentasikan dalam catatan perawatan        pasien
*      Tempat insersi perlu diganti jika terjadi kemerahan, edema, nyeri tekan, atau filtrasi
*      Pedoman pemilihan vena”
            -           Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu
            -           Gunakan lengan pasien yang tidak dominan
            -           Pilih vena-vena diatas area fleksi
            -           Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke dalam           kateter

-         Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh dan yang tidak tersumbat
-         Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari
-         Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan
-         Vena-vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan dewasa
            A. Bagian atas tangan
      -     Metacarpal Veins
                        -           Dorsal Venous Arch
                        -           Cephalic Vein
                        -           Basilic Vein
            B. Bagian bawah tangan
                        -           Median antebrachial vein
                        -           Accessory Cephalic Vein
                        -           Median cuboital vein
                        -           Cephalic Vein

  1. Membersihkan Tempat Insersi
  • Cuci tangan, lalu pakai sarung tangan
  • Jika perlu, jepit rambut diatas insersi agar vena lebih jelas dan untuk mengurangi rasa sakit sewaktu plester dilepas
  • Jangan mencukur, karena mencukur dapat menggores kulit, menimbulkan iritasi  jika terkena povidone-iodine/ alkohol dan menimbulkan resiko infeksi.
  • Bersihkan  dengan larutan povidone iodine (atau alkohol 70 % jika alergi terhadap iodine)
B          Menstabilkan Vena
  • Bila pasien kedinginan/ badan dingin/ pre-syok gunakan penghangat
  • Untuk memperbesar vena dapat digunakan posisi yang ditusuk lebih rendah daripada jantung. (Jika perlu gunakan manset tensimeter)
  • Pukul-pukul vena dengan lembut
  • Pasien diminta untuk membuka dan menutup kepalan tangan
C         Berikan anastesi lokal bila perlu
*      Siapkan alat-alat,lalu dekatkan ke pasien
*      Cuci tangan lalu gunakan sarung tangan
*      Pilih vena yang paling baik
*      Jika perlu, jepit rambut yang ada, agar vena terlihat jelas dan mengurangi sakit jika plester dilepaskan
*      Bersihkan area insersi dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan larutan antiseptik dan biarkan mengering
*      Pasang torniquet 4-6 inci diatas tempat insersi
*      Fiksasi vena; letakkan ibu jari anda diatas vena untuk mencegah pergerakan dan untuk meregangkan kulit melawan arah penusukan.
*      Tusuk vena; pegang tebung bening kateter, bukan pusatnya:
            -  Metode langsung: tempatkan bevel jarum mengarah ke atas   dengan sudut 30-40 0  dari kulit pasien. Tusukan searah dengan  aliran vena: rasakan ‘letupam’ dan lihat adanya aliran darah.

Tehnik Pemasangan Infus
metode tidak langsung: tusuk kulit disamping vena, kemudia       arahkan kateter untuk menembus sisi samping vena sampai             terlihat aliran balik darah.
*      Rendahkan jarum sampai hampir sejajar dengan kulit
*      Dorong kateter ke dlam vena kira-kira ¼ – ½ inci sebelum melepaskan stylet (jarum penuntun), dan dorong kateter
*      Lepas torniquet dan tarik stylet
*      Pasang ujung selang infus atau tutup injeksi intermitten
*      Fiksasi kateter dan selang IV (lihat macam-macam fiksasi)
*      Atur kecepatan tetesan infus sesuai instruksi dokter
*      Pasang balutan steril
*      Label dressing meliputi tanggal, jam, ukuran kateter dan inisial/nama pemasang
*      Lepas sarungtangan dan cuci tangan
*      Rapikan alat-alat








Tehnik Fiksasi
*      Metode Chevron
- Potong plester ukuran 1,25 cm, letakkan dibawah hub kateter dengan bagian      yang berperekat menghadap ke atas.
- Silangkan kedua ujung plester melalui hub kateter dan            rekatkan           pada       kulit pasien
            -           Rekatkan plester ukuran 2,5 cm melintang diatas sayap            kateter dan       selang infus untuk memperkuat, kemudian            berikan label

*      Metode U
            - Potong plester ukuran 1,25 cm dan letakkan bagian yang       berperekat        dibawah hub kateter
- Lipat setiap sisis plester melalui sayap kateter, tekan kebawah             sehingga paralel dengan hub kateter
            -           Rekatkan plester lain diatas kateter untuk memperkuat.            Pastikan           kateter terekat sempurna dan berikan label
*      Metode H
            - Potong plester ukuran 2,5 cm tiga buah. Rekatkan plester      pada sayap kateter
Dokumentasi Terapi Intravena
Inisiasi:
  1. Ukuran dan tipe peralatan
  2. Nama petugas yang melakukan insersi
  3. Tanggal dan jam insersi
  4. Tempat insersi IV
  5. Jenis cairan
  6. Ada tidaknya penambahan obat
  7. Kecepatan tetesan
  8. Adanya pemakaian alat infus elektronik
  9. Komplikasi, respon pasien, intervensi perawat
  10. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya

Maintenance
  1. Kondisi tempat insersi
  2. Pemeliharaan tempat insersi
  3. Pergantian balutan
  4. Pemindahan tempat insersi
  5. Pergantian cairan dalam infus set
  6. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya.

Penghentian
  1. Jam dan tanggal
  2. Alasan dihentikan terapi IV
  3. Penilaian tempat insersi sebelum dan sesudah alat dilepaskan
  4. Reaksi dan komplikasi yang terjadi pada pasien, serta intervensi perawat
  5. Kelengkapan alat akses vena sesudah dipasang
  6. Tindaklanjut yang akan dilakukan (mis: memakai perban untuk tempat insersi, atau melakukan inisiasi di tungkai yang baru)


*      Tipe vena yang harus dihindari:

  1. Vena yang telah digunakan sebelumnya
  2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau phlebitis
  3. Vena yang keras dan sklerotik
  4. Vena-vena dari ekstremitas yang lemah secara pembedahan
  5. Area-area fleksi, termasuk antekubiti
  6. Vena-vena kaki karena sirkulasi lambat dan komplikasi lebih sering terjadi
  7. Cabang-cabang vena lengan utama yang kecil dan berdinding tipis
  8. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
  9. Vena yang memar, merah dan bengkak
  10. Vena-vena yang dekat dengan area yang terinfeksi
  11. Vena-vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium

Cara Penusukan Cairan dengan Infus Set
*      kemasan infus set
*      Putar klem pengatur tetesan sampai selang tertutup
*      Pertahankan sterilitas penusuk botol
*      Buka penutup botol dengan tehnik aseptik atau antiseptik
*      Perhatikan arah menarik penutup
*      Tusukkan ujung penusuk infus set ke botol secara tegak lurus dengan menerapkan tehnik aseptik. Jangan diputar
*      Bila menggunakan botol gelas, pasang jarum udara
*      Tekan chamber sampai cairan terisi setengah
*      Naikkan ujung infus set sejajar chamber
*      Putar klem pengatur tetesan perlahan supaya udara mudah keluar
*      Jarak botol dengan IV catheter minimal setinggi 80 cm